Breaking News

Minggu, 22 September 2013

identifikasi tanaman hias



TUGAS  LAPORAN
IDENTIFIKASI TANAMAN HORTIKULTURA
logo [polije.jpeg




Oleh :
Rahmad Hidayat      NIM :A31121276


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA

1.      pkok markisaungu.JPGMarkisa
           Buah: Buah konyal rasanya manis. Setelah masak buahnya berwarna kuning.
Daun dan batang Daun markisa lebar, ada yang bercanggap menjari, tetapi ada pula yang tidak. Markisa mempunyai batang kecil, langsing, dan panjang sekali. Batangnya merambat dengan bantuan sulur berbentuk pilin (spiral).
            Akar Semua tanaman markisa mempunyai akar tunggang dan akar samping dangkal. Akar samping menyerupai serabut dan          lunak.
            Bunga Bunganya besar dan berbentuk mangkok. Warnanya keunguan dan harum. Bunganya berkelamin dua (hermafrodit) dan beraroma khas harum. Semua jenis markisa (Passiflora) termasuk penyerbuk silang dengan bantuan lebah madu. Namun, penyerbukan sendiri masih dapat berlangsung baik. Mempunyai mahkota bunga berwarna ungu keputih-putihan.

2.      Jeruk Nipis

jnipis.jpeg            Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar 0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. 

            Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.

3.      Mangga
mngga.jpeg            Struktur batang umumnya besar. Tumbuh tegak dan bercabang dengan ketinggian pohon bisa mencapai 40 meter. Batang memiliki kulit tebal dengan tekstur kasar, warna kulit batang umumnya coklat keabuan, kelabu tua hingga hitam. Terdapat banyak celah-celah kecil serta sisik yang merupakan bekas tepat tumbuhnya daun.
            Akar tumbuh memanjang dan bercabang-cabang dengan panjang bisa mencapai 6 meter.
            Termasuk kedalam tumbuhan berdaun tunggal, daun tumbuh lebat dan tersebar disetiap batang. Secara umum daun mangga memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Panjang tangkai daun antara 1-1,25 cm. Bagian pangkal membesar, sisi daun bagian atas  terdapat alur. Posisi daun pada batang umumnya berjarak 3/8 dan semakin ujung batang posisinya makin berdekatan. Helai daun berbentuk jorong hingga linset. Tekstur daun agak liat, warna daun muda kemerahan, kekuningan, dan keunguan. Warna daun akan berubah hijau lalu kuning menua. Pangkal daun lancip, tepi daun berbentuk gelombang, bagian ujung daun meruncing. Beberapa varietas mangga memiliki struktur daun yang berbeda. antara lain : bulat telur  dan ujung daun meruncing, lonjong dan ujung daun seperti mata tombak, segi empat dan ujung membulat, serta segi empat dan ujung daun meruncing.
            Bunga majemuk dan berkelamin campuran, warna kuning kehijauan. Tumbuh memanjang hingga 40 cm.
            Buah mangga memiliki warna hijau muda ketika masih matang dan akan berubah menjadi kuning kehijauan ketika sudah matang. Bentuk buah beraneka ragam tergantung dari varietasnya, ada yang bulat, lonjong telur, hingga lonjong memanjang. Ukuran buah umumnya  antara 25-30 cm.

4.      Jambu Biji

jambubjio.jpegAkar
            Jambu biji memiliki akar tunggang yang bercabang yang bentuknya kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar pada batang dan juga daerah perakaran menjadiamat luas,hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
Batang
            Tumbuhan biji belah jika dilihat secara umum memiliki batang dengan bagian bawahnya yang lebih besar dan akan semakin mengecil jadi batangnya dapat dipandang sebagian suatu kerucut  atau limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan. Bentuk cabang pada jambu biji yaitu berkayu dan permukaannya licin dan terlihat lepasnya kerak( bagian kulit yang mati), arh tumbuh batangnya tegak lurus (erectus), jambu biji memiliki cabang sirung pendek yaitu cabang-cabang dengan ruas yang pendek.
Daun
            Bagian ini adalah suatu bagian yang penting yaitu berfungsi sebagai alat pengambilan  zat-zat makanan, respirasi dan asimilasi transparansi. Daun jambu biji tergolongkan tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja disebut daun tangkai.
Bunga
Bunga jambu biji kecil-kecil berwarna putih. Bunga pada jambu biji terdiri dari kelopak dua mahkota yang masing-masing terdiri aras 4-5 daun berkelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama, dan memiliki benang sari yang banyak dan berkelopak, berhadapan dengan daun-daun mahkota memiliki tangkai sari dengan warna yang cerah bakal buah tenggelam dan mempunyai satu tangkai putik.
Buah
Buah jambu bijimemiliki buah sejati tunggal artinya, buah ini terjadidari satu bunga dengan satu bakal buah saja dan memiliki lebih dari satu biji. Jambu biji termasuk dalam buah sejati tunggal yang berdaging dan bentuk buahnya bulat. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya.
5.     Apel
apel.jpegAkar : tunggang, putih kecoklatan
Batang : bulat, tegak, berkayu, permukaan kasar, coklat
Daun : tunggal, tersebar, lonjong / oval, tepi daun bergerigi teratur, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, daging daun agak tebal, kaku, mengkilat, pertulangan daun menyirip, panjang 9 – 14 cm, lebar 3 – 5 cm, hijau, permukaan lainnya coklat
Bunga : bunga bertangkai pendek, bertandan dan pada tiap tandan terdapat 7 – 9 bunga, bunga apel tumbuh pada ketiak daun, mahkota bunga berwarna putih sampai merah jambu
Buah : buah mempunyai bentuk bulat sampai lonjong, bagian pucuk buah berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan renggang.

6.     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtsa6rmQgjyxFVw1QbGUyLP8psCOQuj5nsm6VdZaRurzBrFztblY9EK1laCJtEU2Pd5TOuR8H4P9TRVuMbsqESTrJP5Vm2CCZ9smRpQrt9mZWUyNCUJLfDaRIvckChYh51MExmRKre75N5/s320/Periwinkle++1.JPGMorfologi Tapak Dara (Catharantus roseus)

Habitus
Termasuk tanaman herba denagn ketinggian sekitar 50 cm.
Akar
Sistem perakaran tunggang
Batang
Arah tumbuh batang tegak lurus (eerectus) dengan pola percabangan sympodial. Bentuk batang bulat (teres).
Daun
Daun tunggal terdiri atas lamina dan petiolus. Bangun daun ovalis dengan tulang daun penninervis. Ujung daun mucronatus, pangkal daun obtusus, tepi daun integer dengan duduk daun berhadapan berseling (folia decusata).

Bunga
Bunga tunggal dengan bentuk actinomorph. Kelamin bunga bisexualis. Perhisasan bunga terdiri dari 5 calyx gamosepalus dan persisiten, corolla 5 sypetal membentuk tubus, faux dan limbus. Pada kuncup bunga membentuk contortus (terputar). Taip bugna terdiri dari 5 stamen epipetalous dengan duduk anthera basifik. Pystilum terdiri atas stigma, stylus dan 2 ovarium. Letak ovarium suferum denga 2 loculus, 2 carpelum dan letak ovarium axilaris.

Buah   :  Termasuk buah        bumbung.

7.     Morfologi Kecubung (Brugmansia candidia)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglWyE-0aoezDt04_0u_cW0pVzP1FEHrHVemcWLC4YURbodmUhpMVTTRyWCwH8pv2ACPnIxc5e6P6VrCUIevYJaAQH0B7cTqVStEIat3i9VRT4j7SZisqrQDVbUTr7DI8E8zYLHvMNigZ_I/s320/A492-0901020.jpg
Habitus
Termasuk tanaman berperawakan perdu dengan ketinggian kurang lebih 3 meter.
Akar
Sistem perakaran tunggang
Batang
Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dengan pola percabangan sympodial. Bentuk batang bulat (teres)
Daun
Termasuk daun tunggal, terdiri atas petiolus dan lamina. Bangun daun ovalis dengan tulang daun penniervis, duduk daun tersebar (folia disticha)
Bunga
Bunga termasuk kedalam bunga tunggal dengan bentuk umum bunga actimonorph. Kelamin binga bisexualis, perhiasan bunga terdiri atas 5 sepal gamosephalus, corolla 5 simpetal membetuk tubus, faux dan limbus. Tipa bunga terdiri dari 5 stamen epipetalous dengan duduk anthera basifik dan pystilum yang terdiri dari stigma, stylus dan ovarium/ letak ovarium suverum dengan 1 loculus, 2 carpelum dan letak ovarium centralis
Buah
Termasuk kedalam buah sejati.

8.     Morfologi Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8GoVlaKNcxPOsZ-wPrkBKbd7aYlcLuOkINsjt3r44lQ2PcZtPO6LwW_AFpHB5hzRcQfH4ltfftf3mIJ7zAurEe4s54DI9VRlNDa3RRivGU5hmhk73Bj_KNSsuFPQeH09qR-bnVlbHjiBx/s320/kembang-sepatu-01.jpg
Habitus
Merupakan tanaman perdu dengan ketinggian sekitar 2 meter
Akar
Mempunyai sistem perakaran tunggang

Batang
Arah tumbuh batang erectus dengan pola percabangan sympodial. Bentuk batang bulat (teres).
Daun
Termasuk daun tunggal. Terdiri atas petiolus dan lamina. Bangun daun ovalis dengan tulang daun penninervis. Tepi daun serratus, terdapat stipula, duduk daun tersebar.
Bunga
Bunga merupakan plantamultiflora, bentuk umum bunga actinomorph. Perhiasan bunga terdiri atas calyx 5 sepal dan epycalix, corolla 5 tepal lepas. Kelamin bunga terdiri atas stamen dan pystilum. Stamennya seberkas satu (monodelphus) membentuk tabung membungkus putik (stamenalcollum). Duduk anthera basifik. Pystilum terdiri atas stylus dan stigma yang bercabang tiga. Letak ovarium suferum dengan bakal biji axilaris.
Buah
Termasuk kedalam buas sejati tunggal


9.      Morfologi Kembang Merak (Caesalpinia pulcherima)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCC6WzKogfm5dwB4jLP_BQQFcWAi5i6utixqJk_E-0fcn8npCq5dzjZw3aCoKUiwxnaHFRnuYfyHnrqQXm5Lx9CbgmanKEAwQU627RF-_9zUGPv-Zldv3lkYCjj77QKEskzq2fIGEmanL2/s320/starr-030612-0018.jpg
Habitus
Termasuk kedalam tanaman berperawakan perdu, menahun dengan ketinggian mencapai sekitar 3 meter



Akar
Sistem perakaran tunggang
Batang
Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dengan pola percabangan sympodial dengan bentuk batang bulat (teres)
Daun
Daun majemuk menyirip rangkap dua (bipinatus), terdiri dari anak tangkai daun , ibu tangkai daun dan anak daun
Bunga
Bunga majemuk dengan karangan bunga rasemus. Kelamin bunga bisexualis. Perhiasan bunga trediri dari calix 5 sepal yang lepas, corolla terdiri dari 5 petal lepas satu sama lain dan besarnya tidak sama. Kelamin bunga terdiri atas 10 stamen dengan duduk anthera versatilis dan 1 pystilum terdiri dari stigma dan stylus dan ovarium. Letak ovarium suferum terdiri dari 1 carpelum, 1 loculus dan jumlah ovulum banyak dengan letak centralis
Buah
Termasuk kedalam buah tertutup berkeping dua

 

10.                       Bunga Melati (Jasminum sambac)

mekati.jpegKlasifikasi
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Scrophulariales
Famili              : Oleaceae
Genus              : Jasminum
Spesies             : Jasminum sambac
            Pertumbunhan tanaman merambat berupa perdu, batangnya lemah.Daunnya sempit dan kecil, majemuk bersirip ganjil, bertekstur halus dan berwama hijau terang. Bunganya kecil memanjang dengan warna merah tua atau merah gambir pada waktu kuncup dan menjadi putih sesudah mekar.
            Batangnya berkayu dengan tinggi kurang dari 5 meter. Batangnya sedikit berbulu halus dan  jarang. Memiliki akar tunggang yang dapat menopang tanaman yang dapat tumbuh hingga ketinggian 5 m. Melati putih merupakan tumbuhan dengan daun majemuk menyirip (pinnatus), artinya daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan dan kiri ibu tangkai daun tersusun seperti sirip pada ikan. Kedudukan daun batang (filotaksis) berjenis apposite dengan setiap buku terdapat dua lembar daun yang berhadapan.
            Daunnya hanya memiliki tangkai dan helaian saja, berbentuk ovate, pangkal daun berbentuk setengah lingkaran sedangkan pada ujung daun sedikit meruncing, seperti daun-daun yang biasa digambarkan. Pinggir daun tidak rata dan sedikit bergelombang. Permukaan daun agak berkerut seperti daun jambu biji dengan pertulangan daun menyirip mengikuti bangun daun yang oval. Jadi terkesan pertulangan daunnya agak melengkung.
11.                     Bunga mawar (Rosa sp)
mawar.jpegKlasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Super Divisi    : Angiospermae
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo                : Rosales
Famili              : Rosaceae
Genus              : Rosa
Spesies            : Rosa sp 
Ciri-ciri Habitus:
           Bunga mawar terdiri dari berbagai jenis yaitu,  jenis hybrid tea, floribunda, polyantha, grandiflora, dan climbing rose. Jenis bunga mawar hybrid tea, memiliki bunga tunggal, berukuran lebih besar, susunan bunga kompak, tangkai bunga panjang, dan sering digunakan sebagai bunga potong. Mawar floribunda, memiliki tangkai yang agak panjang, yang bunganya bersatu dalam suatu rangkaian yang besar. Bunga mawar polyantha ,memiliki satu rangkaian bunga berukuran kecil. Selanjutnya, jenis mawar grandiflora, adalah gabungan antara sifat-sifat hybrid lea dan floribunda, sehingga sering digunakan sebagai bunga potong atau tanaman taman. Sedangkan jenis terakhir, yaitu climbing rose adalah bunga mawar rambat dengan beragam bunga tunggal dan       rangkap.


12.                     Bunga Kamboja (Plumeria acuminata Ait ) 

kambja.jpegKlasifikasi
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili              : Apocynaceae
Genus              : Plumeria
Spesies             : Plumeria acuminata Ait
 Ciri-ciri Habitus:
            Batang berkayu keras tinggi, mencapai 6 meter, percabangannya banyak, batang utama besar, cabang muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun hijau, berbentuk lonjong dengan kedua ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga lebat.
Bunganya berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, daun bunga berjumlah 5 buah, berbunga sepanjang tahun. Syarat Tumbuh : Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu untuk berkembang biaknya.
Read more ...

Rabu, 19 Juni 2013

pancasila sebagai paradigma pembangunan IPTEK



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar yang disertai dengan kemampuan dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi bangsa harus dijadikan sebagai acuan yang mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga setiap warga negara dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.


1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian paradigma?
1.2.2 Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
1.2.3 Bagaimanakah pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK?

1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian paradigma.
1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan IPTEK.
1.3.3 Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK.










BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut.
Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.

2.2 Perkembangan IPTEK
Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa perkembangan iptek mendatangkan efek negatif bagi manusia. Dalam peradaban modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
Kini ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu iptek telah menyentuh seluruh segi dan sendi kehidupan, dan merombak budaya manusia secara intensif, yang berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam aspek kehidupan.

Fenomena perombakan tersebut, misalnya :
a.    Dari budaya agraris-tradisional ke budaya industri modern. Peran mitos digeser oleh peran logos / akal. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif, efisiensi, produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.
b.    Dari budaya nasional-kebangsaan ke budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan. Akibatnya, rasa nasionalisme dan kepribadian bangsamulai luntur.
Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap hidup, maupun pikiran suatu kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap. Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai ketahanan mental, ideologi, dan kewaspadaan, maka dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan antar bangsa.
Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi kriteria ketepatgunaan, yakni :
a.         Segi teknis dapat dilaksanakan
b.        Segi sosial akseptable
c.         Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
d.        Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup

2.3  Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992)(dalam internet). Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
a.    Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b.    Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
c.    Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
     Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.
     Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
     Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
a.    Aspek ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai :
1.      Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community yang dalam hidup keseharian para warganya untuk terus menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
2.      Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan.
3.      Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya – karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-fisik.
b.    Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilai–nilai yang terkandung didalamnya dijadikan metode berpikir.
c.    Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan ideal dari pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal pancasila.
Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK:
Sila ketuhanan yang mahaesa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran  bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di dunia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.
T.Jacob (2000) (dalam internet) berpendapat bahwa Pancasila mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan iptek, yaitu:
1.    Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah makhluk Tuhan yang mempunyai keterbatasan seperti makhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Ia tidak dapat terlepas dari alam, sedangkan alam raya dapat berada tanpa manusia.
2.    Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, usaha untuk menyejahterakan manusia haruslah dengan cara-cara yang berprikemanusiaan. Desain, eksperimen, ujicoba dan penciptaan harus etis dan tidak merugikan uamat manusia zaman sekarang maupun yang akan datang. Sehingga kita tidak boleh terjerumus mengembangkan iptek tanpa nilai-nilai perikemanusiaan.
3.    Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan pada kita untuk mengembangkan iptek untuk seluruh tanah air dan bangsa. Dimana segi-segi yang khas Indonesia harus mendapat prioritas untuk dikembangkan secara merata untuk kepentingan seluruh bangsa, tidak hanya atau terutama untuk kepentingan bangsa lain.
4.    Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, membuka kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk mengembangkan iptek, dan mengenyam hasilnya, sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing.
5.    Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran resiko, dengan memaksimalisasi kelompok-kelompok minimum dalam pemanfaatan pengembangan teknologi.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk kedalam tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK. Pentingnya keselerasan diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun sebuah negara yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya sangat sulit untuk menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia. Tidak setiap tingkah laku itu memberikan jaminan. Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu tingkah laku yang bertanggung jawab. Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang menurut posisi, fungsi dan keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu menghidupi warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara itu sendiri. Dengan demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya berkiblat kepada kelima sila pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis ketenteraman bernegara.
Pengembangan dan penguasaan dalam IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) merupakan salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern. Pengembangan dan penguasaan IPTEK menjadi sangat penting untuk dikaitkan dengan kehidupan global yang ditandai dengan persaingan. Namun pengembangna IPTEK bukan semata-mata untuk mengejar kemajuan material melainkan harus memperhatikan aspek-aspek spiritual, artinya pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber nilai, kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sehingga bangsa yang memiliki pengembangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus didasarkan atas paradigma pancasila.

Syarat dan kondisi dikembangkannya iptek yang pancasialis :
a.    Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b.    Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat pantang menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai, dan adanya kultur bahwa disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.
c.    Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan tinggi harus terbuka wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidang-bidang yang berbeda
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia. Dalam hal ini pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada iptek sebagai berikut.
a.    Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh iptek.
b.    Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.
c.    Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya.
d.   Harus dihindari adanya monopoli iptek.
e.    Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan Einstein, yaitu without religion is blind, religion science is lame (ilmu tanpa agama adala buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh).







BAB 3
PENUTUP
3.1  Simpulan

3.1.1   Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.
3.1.2   Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.
3.1.3   Hubungan antara pancasila dengan IPTEK tidak dapat lagi ditempatkan secara dikotomi saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu pengetahuan, akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan oleh nilai-nilai pancasila akan kehilangan arah konstruktifnya dan terdistori menjadi suatu yang akan melahirkan akibat-akibat fatal bagi kehidupan manusia.
3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, H. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma



Read more ...
Designed By