Breaking News

Rabu, 29 Mei 2013

Laporan Praktikum Pengukuran Kadar Klorofil



Laporan Praktikum Pengukuran Kadar Klorofil

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tumbuhan yang ada di dunai ini sangat beraneka ragam. Mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, maupun sistem organ hingga spesiesnya. Perbedaan tersebut meliputi bentuk, ukuran maupun warna. Perbedaan bentuk maupun ukuran dapat diamati secara keseluruhan satu tanaman, sedangkan untuk perbedaan warna tampak jelas pada warna bunga atau pada warna daunnya.
Warna pada organ tanaman berbeda-beda disebabkan oleh kandungan pigmennya. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Ada yang berwarna jingga berarti memiliki pigmen karotein, memiliki pigmen xantofil (kuning), pigmen klorofil a (hijau biru), klorofil b (hijau kuning), dan pigmen antosianin (merah). Misalnya saja suatu daun berwarna hijau, berarti dia memiliki pigmen klorofil yang peka terhadap cahaya yang terdapat dalam sel khusus atau di dalam kloroplas. Akan tetapi, suatu tanaman dapat memiliki lebih dari satu pigmen. Hal tersebut tampak pada daun yang memiliki lebih dari satu warna, misalnya pada tanaman puring. Pada waktu daunnya masih muda, maka akan tampak warna hijau muda, namun setelah daun tua maka nampak berwarna hitam kemerahan, ataupun merah kecokelatan. Namun, pada umumnya daun memiliki pigmen klorofil karena sebagian besar daun tumbuhan melakukan fotosintesis untuk kebutuhan hidupnya sendiri. Dan organ yang hanya memiliki pigmen klorofil yang dapat melakukan fotosintesis..
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut di atas maka diadakanlah suatu praktikum dengan menggunakan beberapa macam warna daun.
B.       Tujuan 
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar korofil a, b dan klorofil total daun.
C.      Manfaat
Setelah melakukan praktikum maka mahasiswa dapat mengetahui kadar klorofil dari suatu tumbuhan.
BAB II
                   TINJAUAN PUSTAKA
Molekul yang mengaborpsi cahaya tampak adalah pigmen berwarna atau hitam. Electron yang menjadi tereksitasi biasanya elektron yang mobil yang berasosiasi dengan ikatan rangkap yang tidak jenuh. Misal klorofil, mempunyai tingkat ketidakjenuhan yang tinggi dan mengabsorpsi cahaya yang efisien, terutama cahaya biru dan merah. Cahay mempunyai dua sifat yaitu sifat gelombang dan sifat partikel. Sifat partikel cahaya biasanya dinyatakan terdapat pada foton dan kuanta, yaitu suatu paket energi yang mempunyai ciri tersendiri; masing-masing foton mempunyai panjang gelombang tertentu. Energi dalam tiap foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang, jadi panjang gelombang cahaya ungu dan biru mempunyai energi foton yang lebih tinggi dari panjang gelombang cahaya jingga (orange) dan merah (Anonim, 2011).
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan (Salisbury, 2000).
Klorofil sebagaimana dikenal pada umumnya berperan dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini, ada tiga fungsi utama dari klorofil yaitu dengan memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Kekuatan mesin fotosintetik ini luar biasa hebat, produk yang dihasilkannya mampu memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia (Gardiner, 1991).
Makin pekat suatu larutan zat yang berwarna, makin banyak menyerap cahaya, sehingga kelihatan makin gelap, adanya hubungan antara penyerapan cahaya dengan konsentrasi larutan, merupakan prinsip dasar dari kegunaan spektofotometer. Konsentrasi suatu larutan zat berwarna dapat pula diketahui dengan mudah, berdasarkan harga absorbansinya (OD = Optical Density), karena konsentrasi berhubungan secara linear dengan OD. Selain itu, dengan menggunakan apektofotometer spektronik 21 D dapat pula tebaca langsung konsentrasi suatu larutan yang diukur (Ismail. 2011).
Sumber energi dari semua makhluk hidup adalah matahari. Radiasi matahari yang sampai ke bumi ini hanya sebagian kecil saja dari spektrum elektromagnit. Panjang gelombang cahaya matahari yang sampai di permukaan bumi meliputi 310 hingga 2300 nm. Panjang gelombang 225 nm (ultraviolet) juga diradiasi oleh matahari, tetapi λ ini adalah foton yang sangat tinggi energinya yang berbahaya bagi banyak kehidupan, terhalang oleh selapis ozon di atmosfer paling atas. Sinar lebih panjang dari 2500 nm (2,5 µ) terutama dihilangkan oleh uap air dan CO2 di atmosfir. Cahaya tampak merupakan sebagian kecil dari cahaya yang sampai ke bumi (Sasmitamihardja, 1990).










BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.  Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal              : Senin/ 06 Juni 2011
Waktu                                     : Pukul 09.10 – 11.00 WITA
Tempat                                    : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM

B.  Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Spektofotometer  + cuvet
b.      Gelas ukur
c.       Gelas kimia
d.      Lumpang, mortar
e.       Corong
2.      Bahan
a.       Daun muda dan daun tua tanaman Psidium guajava, Codieum variegatum, dan Coleus sp
b.      Aquades
c.       Kertas saring
d.      Etanol
e.       Kertas saring
C.  Prosedur kerja
1.      Menimbang daun segar 0,1 gram, kemudian menggerus dengan lumpang hingga halus.
2.      Melarutkan dengan etanol 96% sebanyak 10 ml.
3.      Menyaring ke dalam tabung reaksi besar, jika perlu cukupkan volumenya menjadi 10 ml kemudian menutup dengan alumunium foil.
4.      Mengukur absorbansi ekstrak menggunakan spektofotometer pada λ 645 dan 663 nm.
5.      Menghitung kadar klorofil.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.  Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
Warna Daun
Jenis Tumbuhan
Daun Muda
Daun Tua
1.
Jambu biji (Psidium guajava)
Hijau tua
Hijau muda
2.
Miyana (Coleus sp)
Hijau muda
Hijau kemerahan
3.
Puring (Codieum variegatum)
Hijau muda
Kuning

B. Analisis Data
1.    Daun hijau:
Σ klorofil (mg/l) : 20*(OD649) + 6,1*OD665
                           = 20. (2,216)+ 6,1. (1,276)
                           = 44,32 + 7,7836
                           = 52,1036 (mg/l)
Klorofil a : 13,7*(OD665) – 5,76*(OD649)
                           = 13,7. (1,276) – 5,76. (2,216)
                           = 17,4812 – 12,76416
                           = 4,71704
Klorofil b : 25*(OD649) – 7,7*(OD665)
                  = 25. (2,216) – 7,7(1,276)
                  = 55,4 – 9,8252
                  = 45,5748
2.    Daun merah:
Σ klorofil (mg/l) : 20*(OD649) + 6,1*(OD665)
                   = 20. (0,048) + 6,1. (1,393)
                   = 0,96 + 8,4973
                   = 9,4573 (mg/l)
Klorofil a : 13,7*(OD665) – 5,76*(OD649)
                   = 13,7. (1,393) – 5,76. (0,048)
                   = 19,0841 – 0,27648
                   = 18,80762
Klorofil b : 25*(OD649) – 7,7*(OD665)
                  = 25. (0,048) – 7,7. (1,393)
                  = 1,2 – 10,7261
                  = -9,5261
3.    Daun kuning:
Σ klorofil (mg/l) : 20*(OD649) + 6,1*(OD665)
                   = 20. (0,955) + 6,1. (0,183)
                   = 19,1 + 1,1163
                   = 20,2163 (mg/l)
Klorofil a : 13,7*(OD665) – 5,76*(OD649)
                  = 13,7. (0,183) – 5,76. (0,955)
                  = 2,5071 – 5,5008
                  = -2,9937
Klorofil b : 25*(OD649) – 6,1*(OD665)
                  = 25. (0,955) – 6,1. (0,183)
                  = 23,875 – 1,1163
                  = 22,7597

B.  Pembahasan
Pada percobaan pengukuran kadar klorofil ini, kami menggunakan daun muda dan daun tua dari tanaman yang berbeda. Secara umum, warna daun pada bahan Psidium guajava adala berwarna hijau dimana terkandung klorofil a maupun klorofil b. Pada daun Coleus sp berwarna merah, dimana juga mengandung klorofil a dan klorofil b, dan begitupula pada daun Codieum variegatum dimana berwarna kuning dan berklorofil. Namun, kandungan klorofil yang dimiliki oleh ketiga daun yang berbeda warna tersebut berbeda-beda dan hal ini tampak jelas pada analisis data. Pada analisis data, yang memiliki banyak kandungan klorofil yaitu pada daun yang berwarna hijau dimana kandungan klorofilnya yaitu 52,1036 (mg/l), sedangkan pada daun yang berwarna merah memiliki kandungan klorofil yang palig sedikit yaitu 9,4573 (mg/l), dan pada daun yang berwarna kuning kandungan klorofilnya sebanyak 20,2163 (mg/l).
Pada percobaan ini sudah sejalan dengan teori karena daun yang berwarna hijau mengandung klorofil paling banyak dibandingkan dengan daun yang berwarna kuning dan daun yang berwarna merah.
Bahwa sebagian besar daun pada tumbuhan memiliki klorofil namun dalam jumlah yang berbeda tergantung dari jenis daunnya. Daun yang berwarna hijau memiliki kandungan klorofil yang lebih banyak dibandingkan dengan warna daun yang lain (Anonim, 2011).








BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum maka dapat ditarik kesimpilan bahwa kadar klorofil yang dimiliki oleh daun yang berwarna hijau lebih banyak yaitu 52,1036 (mg/l), sedangkan pada daun yang berwarna merah memiliki kandungan klorofil yang palig sedikit yaitu 9,4573 (mg/l), dan pada daun yang berwarna kuning kandungan klorofilnya sebanyak 20,2163 (mg/l).
B.  Saran
1.      Mahasiswa diharapkan dapat lebih cermat dan teliti dalam melakukan praktikum karena untuk mengukur kadar klorofil dibutuhkan ketelitian uang tinggi.
2.      Asisten diharapkan selalu mengontrol praktikan karena praktikum ini sangat membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
3.      Laboran sebaiknya selalu mengecek alat-alat laboratorium agar apabila dibutuhkan untuk praktikum, akan selalu tersedia





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pengukuran Kadar Klorofil. http://wikipedia/ Pengukuran Kadar Klorofil/sains.com. Diakses pada tanggal 29 Mei 2011.

Gardiner, Franklin P; dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press.

Ismail. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Salisbury, Frank B, dkk. 2000. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan.  Bandung: Jurusan Biologi FMIPA ITB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By