BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad
pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru
terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin
berkembang.
Akal manusia telah mampu menjangkau
hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu
kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan
kaki di bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di
Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki
di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang
informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada
peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini
terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan
keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang
berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan
sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang
hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang
harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan
sumber nilai atau orientasi dasar yang disertai dengan kemampuan dalam
mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu
dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi
telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, pancasila
sebagai ideologi bangsa harus dijadikan sebagai acuan yang mengakomodir dan
mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
setiap warga negara dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1 Apakah pengertian paradigma?
1.2.2 Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi?
1.2.3 Bagaimanakah pancasila sebagai paradigma
perkembangan IPTEK?
1.3 Tujuan
dan Manfaat
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian paradigma.
1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan IPTEK.
1.3.3 Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma
perkembangan IPTEK.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada mulanya
dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang
pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu
tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar
dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu
pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai
alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang
harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang
bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu
paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh
ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut.
Dengan suatu paradigma atau sudut
pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan
sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. Istilah paradigma
makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada
bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma
kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka
bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti
sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan
tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi
dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.
2.2 Perkembangan IPTEK
Sebenarnya sejak dulu teknologi
sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan
teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah,
ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Kemajuan teknologi adalah
sesuatu yang tidak dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi
akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi
memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara
baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi
masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang
telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan
oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya
formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser
posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat
dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa
perkembangan iptek mendatangkan efek negatif bagi manusia. Dalam peradaban
modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif
iptek terhadap kehidupan umat manusia.
Kini ilmu pengetahuan dan teknologi,
dengan temuan-temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi
hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan
manusia. Bersamaan dengan itu iptek telah menyentuh seluruh segi dan sendi
kehidupan, dan merombak budaya manusia secara intensif, yang berakibat
terjadinya perbenturan tata nilai dalam aspek kehidupan.
Fenomena perombakan tersebut,
misalnya :
a.
Dari budaya
agraris-tradisional ke budaya industri modern. Peran mitos digeser oleh peran
logos / akal. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif,
efisiensi, produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.
b.
Dari budaya
nasional-kebangsaan ke budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai universal
lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan. Akibatnya, rasa
nasionalisme dan kepribadian bangsamulai luntur.
Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses
akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung
ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap
hidup, maupun pikiran suatu kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap
bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman,
sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai
yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap. Dengan meningkatnya
hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan
makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai
ketahanan mental, ideologi, dan kewaspadaan, maka dapat menjadi korban
globalisasi dan pergaulan antar bangsa.
Pengembangan dan penerapan IPTEK
harus sejauh mungkin memenuhi kriteria ketepatgunaan, yakni :
a.
Segi teknis
dapat dilaksanakan
b.
Segi sosial
akseptable
c.
Secara
ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
d.
Secara
ekologi tidak menurunkan kualitas hidup
2.3 Pancasila
Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK
Pancasila bukan merupakan ideologi
yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan
antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap
memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak
berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi
lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi
aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih).
Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada
ideologi itu sendiri (Alfian, 1992)(dalam internet). Ada beberapa
dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
a.
Dimensi
Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam hidup
masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber
dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b.
Dimensi
Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi
tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang
lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai
dimensinya.
c.
Dimensi
Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan
Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan dan merangsang
perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan
tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung
dalam nilai-nilai dasarnya.
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan hasil kreatifitas
rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan
IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME.
Tujuan dari
IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat
manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai –
nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan IPTEK,
yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan memasuki
kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai paradigmanya, perlu
dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
a.
Aspek
ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang
tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan
kebenaran dan kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam
dimensinya sebagai :
1.
Sebagai
masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community yang dalam hidup
keseharian para warganya untuk terus menggali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
2.
Sebagai
proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi,
spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan
eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan.
3.
Sebagai
produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya – karya
ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-fisik.
b.
Aspek
Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilai–nilai yang terkandung didalamnya
dijadikan metode berpikir.
c.
Aspek
Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila
sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu
pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan ideal dari pancasila dan secara
positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal pancasila.
Sila-sila pancasila yang harus
menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK:
Sila
ketuhanan yang mahaesa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan mencipta,
keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak.
Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan
dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah
merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan
melestarikan.
Sila kemanusiaan yang adil dan
beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan
IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia
yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pengembangan Iptek harus didasarkan
pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk
kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus diabdikan demi peningkatan
harkat dan martabat manusia.
Sila persatuan Indonesia
mengkomplementasiakan universalitas dan internasionalisme (kemanusiaan) dalam
sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian umat
manusia di dunia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan
IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk
mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain
dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang maupun di
bandingkan dengan penemuan lainnya.
Sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan
dalam hubungannnya dengan dirinya senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia
dengan manusia, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia
dengan alam lingkungannya.
T.Jacob (2000) (dalam internet)
berpendapat bahwa Pancasila mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan
iptek, yaitu:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah makhluk Tuhan yang mempunyai
keterbatasan seperti makhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang tidak
hidup. Ia tidak dapat terlepas dari alam, sedangkan alam raya dapat berada
tanpa manusia.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab, usaha untuk menyejahterakan manusia haruslah dengan cara-cara yang
berprikemanusiaan. Desain, eksperimen, ujicoba dan penciptaan harus etis dan
tidak merugikan uamat manusia zaman sekarang maupun yang akan datang. Sehingga
kita tidak boleh terjerumus mengembangkan iptek tanpa nilai-nilai
perikemanusiaan.
3. Sila Persatuan Indonesia,
mengingatkan pada kita untuk mengembangkan iptek untuk seluruh tanah air dan
bangsa. Dimana segi-segi yang khas Indonesia harus mendapat prioritas untuk
dikembangkan secara merata untuk kepentingan seluruh bangsa, tidak hanya atau
terutama untuk kepentingan bangsa lain.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, membuka kesempatan yang
sama bagi semua warga negara untuk mengembangkan iptek, dan mengenyam hasilnya,
sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing.
5. Sila Keadilan sosial, memperkuat
keadilan yang lengkap dalam alokasi dan perlakuan, dalam pemutusan,
pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran resiko, dengan memaksimalisasi
kelompok-kelompok minimum dalam pemanfaatan pengembangan teknologi.
Pemahaman pancasila melalui kelima
silanya secara universal dapat masuk kedalam tatanan pembangunan Indonesia
melalui perkembangan IPTEK. Pentingnya keselerasan diantara keduanya
menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun sebuah negara yang
dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya sangat sulit untuk menyeimbangkan
keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural, tidak
jarang di antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam menggunakan
teknologi. Hal tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia. Tidak
setiap tingkah laku itu memberikan jaminan. Hanya tingkah laku tertentu saja
yang dapat menjamin, yaitu tingkah laku yang bertanggung jawab. Artinya, yang
berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni melakukan perbuatan sebagai kewajiban
atas hak yang layak bagi seseorang menurut posisi, fungsi dan keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah
satu teknik bernegara, harus mampu menghidupi warganya dalam suasana tenteram
damai, dan bahagia karena hal ini merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan
kebahagiaan negara itu sendiri. Dengan demikian cara-cara pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi seharusnya berkiblat kepada kelima sila pancasila
yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis
ketenteraman bernegara.
Pengembangan dan penguasaan dalam
IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) merupakan salah satu syarat menuju
terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa yang maju dan modern. Pengembangan dan
penguasaan IPTEK menjadi sangat penting untuk dikaitkan dengan kehidupan global
yang ditandai dengan persaingan. Namun pengembangna IPTEK bukan semata-mata
untuk mengejar kemajuan material melainkan harus memperhatikan aspek-aspek
spiritual, artinya pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin.
Pancasila merupakan satu kesatuan
dari sila-sila yang merupakan sumber nilai, kerangka pikir serta asas moralitas
bagi pembangunan IPTEK. Sehingga bangsa yang memiliki pengembangan hidup
pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan IPTEK harus didasarkan
atas paradigma pancasila.
Syarat dan kondisi dikembangkannya
iptek yang pancasialis :
a. Adanya keyakinan akan kebenaran
nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b. Adanya situasi yang kondusif secara
kultural, yaitu harus adanya semangat pantang menyerah untuk mencari kebenaran
ilmiah yang belum selesai, dan adanya kultur bahwa disiplin merupakan suatu
kebutuhan bukan sebagai beban atau paksaan.
c. Adanya situasi yang kondusif secara
struktural, bahwa perguruan tinggi harus terbuka wacana akademisnya, kreatif,
inovatif, dan mengembangkan kerja sama dengan bidang-bidang yang berbeda
Hasil iptek harus dapat
dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa
depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu menjadikan pancasila
sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia. Dalam hal ini
pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada iptek sebagai
berikut.
a. Martabat manusia sebagai subjek,
tidak boleh diperalat oleh iptek.
b. Harus dihindari kerusakan yang
mengancam kemanusiaan.
c. Iptek harus sedapat mungkin membantu
manusia melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya.
d. Harus dihindari adanya monopoli
iptek.
e. Harus ada kesamaan pemahaman antara
ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu
menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan
Einstein, yaitu without religion is blind, religion science is lame (ilmu tanpa
agama adala buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Paradigma
merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok
ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta
proses dalam suatu bidang tertentu.
3.1.2 Ilmu
pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat, mendasar,
spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus
sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana,
yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada
terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai
dengan kepribadian kita yang kita serap.
3.1.3 Hubungan
antara pancasila dengan IPTEK tidak dapat lagi ditempatkan secara dikotomi
saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu pengetahuan,
akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan kontraproduktif.
Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan oleh nilai-nilai
pancasila akan kehilangan arah konstruktifnya dan terdistori menjadi suatu yang
akan melahirkan akibat-akibat fatal bagi kehidupan manusia.
3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi
pancasila, hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan
tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa
sekarang maupun masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
http://tadir-amin.blogspot.com/2012/07/gambaran-pengembangan-iptek-yang-tidak.html
(Diakses tanggal 18 Maret 2013)
http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=943:pancasila-sebagai-paradigma-pengembangan-iptek-&catid=51:pendidikan-pancasila&Itemid=77
(Diakses tanggal 18 Maret 2013)
http://alvaziazien.blogspot.com/2012/08/nilai-nilai-pancasila-perkembangan-iptek.html
(Diakses tanggal 18 Maret 2013)
http://asmitagari.wordpress.com/2012/06/25/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-iptek/
(Diakses tanggal 18 Maret 2013)
Kaelan, H.
2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Casino No Deposit bonus: Get a $600 free chip
BalasHapusCasino No Deposit Bonus: Get a $600 free chip bonus. 거제 출장마사지 Casino No 거제 출장샵 Deposit Bonus $600 Free 평택 출장안마 Chip | Casino Bonus Code - หารายได้เสริม NoDepositCasino.com. 광주광역 출장마사지